26.7.07

Kehidupan Mahasiswa Indonesia Di Libya

Sebuah e-mail dari Libya yang dipost dari Gardu Hamzah:
Untuk masalah informasi tentang Kuliah Dakwah Libya, aq gak punya tulisan yang baku tentang itu, Cuma disini tak usahakan ngasih info waklau gak selengkap “kama yanbag”. Ya setidaknya dah mewakili dari segala aspek..OK….? Untuk Kuliah Dakwah. Kuliah ini berada dalam naungan Jam’iyah Dakwah Islamiyah Alamiyah, ya sebenarnya ini milik Muammar Qodafi, dan sekarang yang megang adalah DR. Muhammad Syarif. Jam’iyah ini didirikan pada tahun 1972, setelah terjadinya revolusi Libya di bawah pimpinan Muaamar Qadafi. Ya kalau bisa diistilahkan , pendirian Jam’iyah ini merupakan bagian politik luar negerinya Pak Qodafi. Jami’yah ini banyak menghendel politik luar negeri Libya, khususnya dalam bidang pendidikan, sosial dan dakwal Islam. 2 tahun setelah terbentuknya Jam’iyah Dakwah, berdirilah sebuah akademik pendidikan yang dinamakan Kuliah Dakwah Silamiyah dan tetep eksis sampai sekarang. Mahasiswa di kampus ini tidak seperti kampus-kampus yang lain yang berbeasiswa. Semua mahasiswa disini adalah mahasiswa mancanegara. Bahkan penduduk Libya asli tidak diperkenalkan untuk kuliah di Kampus ini. Tercatat bahwa mahasiswa yang ada saat ini berasal dari 80 negara. Sebelumnya mahasiswa dari Afrika lebih doominan, namun sekarang sudah sedikit berimbang dengan mahasiswa asal Asia. Ya mungkin sebeb peregrutan mahasiswa afrika mungkin karena Libya sendiri terletak di benua afrika, dan juga karena politik Luar negeri Libya dengan Afrika, terutama ketika terjadi Embargo yang kebanyakan mendapat bantuan dari negara-negara afrika. Kuliah Dakwah kalau menurut saya merupakan salah satu kampus yang menyediakan beasiswa total bagi mahasiswany, itu bisa dilihat dari penerimaan dan peregrutan mahasiswa. Semua mahasiswa yang datang kesini, biaya perjalanan (tiket + Visa) semua ditanggung pihak kampus. Contoh kecilnya adalah saya. Biaya pemberangkatan ditanggung begitu juga Visa, Cuma waktu itu di Jakarta kita sempet diminta uang sebesar 150 untuk Visa. Tapi itu saya kira tidak seberapa. Fasilitas lainnya adalah semua mahasiswa ditempatkan di asrama, tidak boleh tinggal di luar. Tinggal di apartemen kampus sekamar 3 orang. Tidak boleh campur dengan sesama negara. Begitu juga dengan masalah makanan sudah ditanggung setiap hari, Pagi sarapan roti + susu + the + kopi. Ada kantin khusus (mahasiswa sini menyebutnya Math’am), tapi tidak boleh rokoan di dalam math’am.rokoannya diluar sehabis makan. Untuk siang ahrinya baru disediakan nasi dengan lauk ayam/daging kambing/sapi/unta plus buah-buahan. Malam harinya sehabis magrib untuk makan malamnya adalah makanan khas Libya, mulai dari surbah, makrunah dan lain-lainnya. Cuma kalau malam rabu, disediakan nasi dan daging juga. Untuk urusan kitab muqarrar.semua dah ditanggung pihak kampus, setiap mahasiswa baru setelah melaksanakan uajian qobul, dan hasilnya dah diketahui, pihak kampus langsung membagiakan buku-buku muqarrar sesuai dengan tingkatannya, jadi untuk urusan buku muqarrar tidak perlu beli. Pihak kampus punya percetakan sendiri untuk buku muqarrar dan dibagikan secar gratis. Cuma kalupengen nambah koleksi buku bacaan yang tidak termasuk muqarrar itu yang harus beli sendiri. Di samping itu, setiap bulan para mahasiswa mendapatkan uang saku yang berbeda-beda seusai dengan tingkatan. Untuk tingkatan ma’had (persiapan bahasa) mendapatkan 20 dinar, mahasiswa S1 mendapat 30 dinar dan mahasiswa S2 menddapat 50 dinar. Ya kalau dirupihakan dijumlah sendiri berapa dengan krus setiap dinarnya 7.500. cukup? Ya tergantung personnya. Kalau kayak saya yang perokok berat dan suka jalan, itu gak cukup, ntar hutang dan dibayar setelah dapat “gaji” lagi. Kayak di pondok gitu, tapi untuk mahasiswa yang gak perokok dan gak suka jalan uang segitu sangat cukup sekali. Makan udah ditnggung, Cuma mungkin pengeluaran rutin tiap bulan adalah untuk membeli sabun dan “ma yataallaq bihi”. Ya uang saku itu sebenarnya kan untuk biaya membeli itu-itu. Namun untuk masalah uang bulanan ini ada pemotongan, setiap kali mendapat uang bulanan, dipotong setengah dinar oleh pihak kampus. Jadi nerima bersih 29,5 dinar. Disamping itu setiap bulan bayar uang organisasi KKMI (kesatuan keluarga mahasiswa Indonesi) sebesar 1 dinar. Dan yang ikut NU disini kayak saya, juga bayar ke organisasi NU sebesar setengah dinar. Tapi itu semua bisa dibayar diakhir dan bisa ditunggak kecuali yanguntuk kuliah. Jadi nerima bersih Cuma 29,5.dinar. di samping itu, bagi mahasiswa yang sering absen dalam kuliah dan sering bolos, ada sanksi khusus dari pihak kampus dengan dipotong uang bulanan. Biasanya sesuai dengan pelanggaran. Ada yang dipotong selama 1 buulan (tidak nerima uang selama sebulan) bahkan ada yang sampai dipotong selama 3 bulan. Kampus ini fasilitas sangat lengkap. Kalau kita memasuki kampus, dari jalan raya harus melalui pintu gerbang utama, setelah itu berdiri 4 bangunan besar kantor utama Jam’iyah. Setelah itu Masjid kampus lalu pintu gerbang kampus. Trus Perpustakaan yang berhadapan dengan kantor roktorat kampus. Baru lokal kampus dan dibelakangnya lapangan olahraga, mulai lapangan sepak bola, basket dan volly. Di samping kampus terdapat Math’am terus berurutan disampingnya Bank Kampus, swalayan Kampus dan rumah sakit (poliklinik). Baru setelah itu masuk gerbang asrama. Asrama kampus ada dua bagian. Ada istilah Al-Qism ad-Dakhly (aq tinggal di Al-Qism Ad-Dakhly), dan juga ada istilah Al-Qism Al-Khorijy. Mahasiswa baru setelah periodeku semua ditempatkan di Al-Qism Al-Khorijy, yang bangunannya baru dan lebih rapi dan asri. Yang di Al-Qism ad_dakhli Apartemennya 4 tingkat dengan setiap tingkat ada 2 flat dan 1 flatnya terdapat 4 kamar, satu dapur dan 1 kamar mandi besar dan 1 kamar mandi kecil. Dapurnya dilengkapi dengan kulkas. Setiap mahasiswa dalam kamar mendapat fasilitas ranjang satu dengan kasur dan lemari. Adapun untuk Al-Qism Al-Khorijy. Apartement nya sama 4 tingkat tp bengunan memanjang dan lebih bagus dari Al-Qism Ad-Dakhly. Lebih bersih dan lebih rapi tata letaknya. Untuk penerimaan mahasiswa, pihak jam’iyah menjalin hubungan dengan berbagai negara dan juga ada yang langsung berhubungan dengan ormas-ormas setiapp negara dengan melakukan MOU penerimaan mahasiswa. Untuk Indonesia, yang resmi memliki kerjasama dalam bidang pendidikan adalah Muhammadiyah, NU, Persis. Dan untuk sementara perwakilan pihak jam’iyah di Indonesia dipegang oleh orang muhammadiyah (Muhyiddin Junaidy, Alumni Kuliah Dakwah Angkatan pertama). Jadi untuk sementara pengiriman mahasiswa masih didominasi oleh orang-orang muhammadiyah. Sebenarnya pembagian jatah itu sama antara NU dan MD, Cuma karena yg memegang perwakilan adalah orang muhammadiyah ada sebuah ketidak adilan dalam pembagian jatah. Gak imbang, pada tahun 2005, mahasiswa baru dari indo sebanyak 40, NU Cuma dapat jatah 5 orang, tahun 2006 ada 35 Mahasiswa dan Nu Cuma dapat 4 lagi. Tapi ada aja anak-anak Nu yang nyusup lewat Muhammadiyah, sehingak NU disini setoiap tahun dapat tambahan anggota dari susupan itu di samping yang resmi utusan PBNU. Cuma waktu pengiriman periode saya, Nu lebih dominan, anak NU 7 orang dan muhammadiyah 5 orang. Walaupun begitu orang-orang yang masuk lewat muhammadiyah itu gak murni muhammadiyah, ada yg dari NU ada yang dari Persis, Wasliyah dan ada yan “baina-baina”. Biasanya, untuk penerimaan mahasiswa baru, ada sebuah seleksi dan tes di setiap tempat pendaftaran. Ya di NU ada dan juga yang daftar lewat muhammadiyah. Dari calon mahasiswa yang masuk ke perwakilan Jam’iyah di indo kemudian dikirimkan ke pihak kampus sini, jadi yang menentukan lulus dan diterimanya adalah pihak kampus Libya. Tp kadang ada aja permainan di jakarta dari pihak perwakilan..ya biasa politik …termasuk ntar permintaan uang dari setiap calon yang lulus sebesar 1 juta sepertiyang terjadi pada periode kemaren. Kalau yang lewat Nu, itu biasanya Nu nyetorin berkas ke perwakilan itu dan nunggu panggilan dari situ. Ya kadang dipermainkan dan kadang lancar-lancar. Tapi sekarang dah ada lembaga resmi persahabatn INDO-Libya, mungkin lebih terorganisir dan semoga tidak ada permainan lagi. Ya Nu biasanya juga ngadain test juga tapi itu sekedar formalitas. Kalau ditawarin langsung dari Pak said, itu lebih gampang ..pasti masuknya. Sesampai di Libya, para mahasiswa baru harus menjalanin test ujian qobul untuk penentuan tingkatan. Kalau lulus di test, bisa langsung masuk S1, kalau gak lulus test ya harus singgah terlebih dahulu di ma’had ta’hily (persiapan bahasa). Ma’had ada 2 tahun. Ma’had awal dan ma’had tsany. Itu semua tergantung kemampuan di bahasa. Kebanyakn mahasiswa Indo yang singgah dulu ke ma’had.mayoritas ke ma’had II, walaupun ada beberapa orang yang masuk ke ma’had I. Untuk materi di Ma’had lebih dominan untuk penguatan kemampuan bebahasa, disamping fiqh juga di pelajarin. Adapun untuk S1, ada 4 tingkatan, kalau disini diistilahkan “sanah ula, tsaniyah dan seterusnya. Untuk tahun pertama dan kedua, pelajaran masih umum, tidak ada pentakhossusan. Baru tahun 3 ada pentakhossusan. Di kampus ini ada 4 jurusan, Syariah (al-qur’an wa Ulumuhu), anas masuk ke jurusan itu, dakwah wa hadloroh, Lughah wa adabuha, aq masuk jurusan ini dan jurusan ekonomi islam dan komputer. Jurusan yang ekonomi dan komputer ini baru dibuka, tapi sepanjang sejarah mahasiswa indonesia gak ada yang ngambil jurusan ini, kebanyakan anak indonesia ngambil jurusan dakwan dan syariah.sedangkan di bahasa Cuma sedikit, saya dan temen dari jakarta. Untuk materi ujian qobul, sebenranya gak sulit-sulit amat, ada dua materi, yaitu ujian lisan dan ujian tulis. Untuk ujian lisan biasanya adalah muhadatsah bahasa arab, dan kadang disuruh baca al-qur’an dan ditanyain makna kaliah atau pengertian yang dibaca menurut bahasa setiap mahasiswa. Kadang masalah fiqh. Dan untuk ujian tulisnya, biasanya pembimbing membacakan sebuah kalam natsar dan mahasiswa nulis. Lha yang disini yang banyak gagal, sebab libya itu memang terkenal dengan bahasanya plus qawaid imlaiyahnya mulai dari peletakan titik, koma dan lain-lain. Itu kelemahan kita, temen2 yang daripesantren salaf itu banyak yang kebingungan, karena selama ini kalau nulis arab yang penting adalah maqru’ bisa dibaca, tanpa memperhatikan tata letak koma titik, dan juga masalah penulisan tanda hamzah qotho’ dan washol, ya libya memang gitu. Lebih perhatian ke qawaid imlaiyah dan ke bahasa dibandingkan mesir dan lainnya. Tapi biasanya dari KKMI juga memberikan bimbingan sebellum ujian qobul dilaksanakan. Juga dari temen2 Nu ada sedikit bimbingan bagi mahasiswa NU baru. Dan kadang ditanyain hapal surat apa?berapa juz, jadi dipersipkan aja satu juz.setidaknya juz 30 gitu.Jadi untuk ujiann qobul, gak ada aturan baku mengenai itu, gak bisa ditentukan apa aja yang ditanyakan. Cuma melihat pada pengalaman di tahun2 sebelumnya Untuk pelajaran di tahun satu sangat lumayan banyak, ada 15 mata kuliah : 1. Fiqh, pakai fiqh ibadat karya wahbah zuhaily (perbandingan ma’had) 2. Aqidah, pakai punyanya sayyid sabiq (al-aqoid al-islamiyah) 3. Tafsir pakai punyanya ali Shobuny dan baidhowi 4. Nahwunya pakai ibnu aqil 5. Shorof 6. Balaghah ma’any 7. Sastra jahiliyah 8. Geography islamy 9. Psikologi umum (ilmu Nasf Am) 10. Ulumul qur’an 11. Ulumus sunnah 12. Tadribat lughowiyah 13. Sirah Nabawiyah 14. Bahasa asing (disuruh pilih antara Inggris dan prancis) 15. Al-Qur’an (setiap tahun dibebankan untuk hapal 1 juz. Thn 1 juz 30) Untuk ujian, setahun 2 kali, pertengan tahun biasanya di bulan januari dan akhir tahun di bulan mei/juni. Untuk tahun 2, nahwu meneruskan dari tahun satu, begitu juga tafsir, I’lam islamy (inormatika Islam), adab awal islam, tarikh umawy, dan lain. Ada 16 pelajaran. Dan untuk tahun 3 dan 4, semua pelajaran dah masuk penjurusan sesuai jurusan masing. Untuk jadwal kuliah, dimulai jam 08.30 sampai 14,30. hari libur 2 hari yaitu jum’ah dan sabtu. Santai kan..?kuliah sampai jam 14.30 habis itu makan dan sholat trus istirahat tidur sampai asar, setelah asar yang suka olahraga ya olahraga, yang mau ke perpus silahkan ke perpus dan yang mau santai-santai silahkan santai-santai atau jalan2 ke kota. Setelah magrib biasanya digunakan untuk belajar dan ada juga yang digunakan untuk masak-masak. Intinya, untuk masalah waktu itu kembali ke personya dalam mengatur waktu. Sebenarnya waktu banyak kosong setelah kuliah, tinggal kitanya aja harus pinter2 ngatur waktu. Perkuliahan disini biasanya dimulai pada tanggal 15 Oktober. Namun tahun kemaren sempat berubah karena terbentur dengan bulan puasa dan baru dimulia setalh hari raya idul adha. Dan perkuliahan selesai pada bulan juni akhir dan itu plus ujiannnya. Setelah itu libur selama 3 bulan. Biasanya dalam masa liburan ini, pihka kampus mengadakan kegiatan kursus bahasa inggris dan prncis selama sebulan kemudian para mahasiswa dikasih pekerjaan di lingkungan kampus, mulai dari bersih-bersih, menata buku di perpus dan lain-lain. Setiap hari dibayar sebesar 5 dinar. Kalikan aja kalau kerja selama 1 bulan, 5x30 = 150 dinar. Sekitar sejuta lebih. Lumayan buat tambahan kocek. Oh ya…setiap mahasiswa baru yang datang, paspor langsung diambil dan disimpan oleh bagian hunas kampus. Dan mahasiswa dipegangin dengan kartu mahasiswa. Jadi kemana-mana kita hanya megang kartu mahasiswa dan itu dah dijamin keamanannya. Maklum semua org libya tahu kalau kuliah dakwah adalah milik pemerintah/muammar qodafi. Jadi gak ada razia bagi mahasiswa kuliah dakwah. Dan Pada permulaan datang, mahasiswa diberi uang kaget sebesar 15 dinar. Unttuk seetiap 2 tahun sekali, tepatnya bagi mahasiswa yang di tahun 2 kuliah, mereka dikasih tiket Cuma-Cuma ke negara masing-masing dengan syarat lulus di semua mata kuliah yang diujikan. Ya kayak saya kemaren pulang itu. Dan disamping itu mahasiswa yang lulus dikasih 100 dollar untuk onkos pulang dari ibukota ke daerah masing. Tapi itu semua dengan syarat lulus dalam semua materi yang diujiakn. 15 mata kuliah. Gagal satu tiket hilang dan hangus. Jadi untuk masalah beasiswa, libya termasuk negara yang memberi beasiswa total bagi mahasiswa, coba dibandingkan dengan mesir. Gak tahu kalau madinah..mungkin lebih besar. Dan juga Libya lebih baik dalam penguasaan bahasa. Sebab mhasiswa dsini adalah orang asing semua, tidak campur dengan penduduk asli libya ang menggunakan bahasa amiyah. Jadi kemampuan mahasiswa bebahasa fusha masih dapat dipertahankan.kita ditempatkan di asrama yang semuanya orang asing, setiap kamar 3 org dan lain negara. Jadi setiap saat selalu berbaha fusha kecuali kl ketemu temen2 Indo aja…jadi untuk bahasa lebih bagus si dalam menggunakan fusha. Jumlah mahasiswa indo nya aja gak terlalu banyak gak seperti di mesir yang mencapai ribuan. Disini Cuma 98 orang.jadi bahasa fusha masih terjamin. Begitu juga dengan para dosen-dosennya. Semua asli libya dan dalam kelas semua menggunakan fusha. Juga ada dosen tamu kadang setiap minngu dan kadang setiap bulan juga ada..muhadoroh ammah. Untuk masalah sosial budaya Libya. Disini madzhab resminya adalah Maliky. Sebenarnya gak banyak beda dengan budaya indonesia apalagi dengan NU. Kita kayak di Indonesia aja. Tahlilan juga ada, khotmil qur’an. Peringatan maulid nabi, isra’ dan lain sebagainya. Adzan jum’ah juga 2 kali. Itu untuk penduduk Libya. Sedangkan untuk kalangan mahasiswa di kampus. Kalau berbicara madzhab. Sudah gado-gado dan macem2. ada yang syafi’I, maliky, hanafi, hanbali, yang baina-baina. Pokoknya semua lengkap, Cuma syi’ah gak ada. “ahlussunah wal jamaah” mungkin begitu kira-kira. Tp untuk kegiatan-kegiatan kayak peringatan maulid dan peringatan laiinya. Pihak kampus tetep mengadakan peringatan, Cuma mahasiswa gak diwajibakan mengikuti, yang sepaham ya monggo ngikuti dan yang gak sepaham silahkan gak ikut. Jadi di kampus gak ada pendoktrinan sama sekali..baik dalam urusan politik duniawi atau urusan agama..”likullin wijhatun huwa muwalliha”. Gak ada keributan gara-gara ma’had…aman tentram sejahtera dan dapat menghargai perbedaan madzahib. Saya kira ini cukup dulu sebagai prolog. Nanti disambung lagi. Kalau mengenai kehidupan libya dari asperk budaya sosialnya yang lebih lengkap, bisa dicari sendiri di web-web internet. Dan itu bisa sambil jalan. Dalam waktu deket insyaallah di web : www.nulibya.wordpress.com akan ditampilkan juga artikel about Libya yang sekarang dalam tahap pengeditan. Kunjungi aja web itu. Sebenarnya kalau mau ngelacak di majalah AULA PWNU jatim, masalah budaya sosial libya plus selayang pandang kuliah dan jam’iyah dakwah disitu sering dimut. Coba aja dicek. Maaf aq lupa terbita bulan apa..pokoknya semenjak tahun 2004 akhir sampai sekarang, tulisan2 temen2 NU mengenai tradisi-tradisi Libya dan lainnya sering dimuat di majalah itu… Ok..kurang lebihnya mohon maaf.. Wassalam… Tripoli, 18 Juni 2007

No comments: